Saturday, March 10, 2012

0

Puisi

Rasa ini
Berdiri sendiri merantapi mentari
Tanpa sadar dia telah pergi di pagi
Ingin kuteriakan segala isi hati
Karena ku tak ingin lagi hati ini merasa letih
Berjalan dan terus berjalan
Tanpa sadar ku telah tersesat
Terpana ku ingin melepas penat
Walau nyatanya ku hanya terdiam sesaat
Ku harap tuhan tahu isi hatiku
Ku ingin hati ini merasa teduh
Berharap semua kembali seperti dulu
Saat dia masih berada disisiku
Topeng Kehidupan
Sadarlah saudaraku
Slama ini kita telah tertipu
Tertipu oleh arang - arang
Arang - arang yang membatu
Sadarlah kawanku
Bukalah kedua matamu
Semua hanyalah topeng kehidupan
Topeng yang telah menutupi kedustaan dalam nadimu
Semua yang kita lihat indah
Suatu saat akan terkuak oleh zaman
Dimana darah akan membuka topeng kehidupan
Topeng kehidupan yang akan pecah dan lenyap
Ingatlah kawan !!
Semua tidaklah nyata
Semua akan binasa
Lenyap di hari itu
Bukalah wajah aslimu
Agar kau melihat wajah aslimu
Yang terbelenggu oleh topeng
Yakni topeng kehidupan
Read More

Thursday, March 1, 2012

0
Seperti berdiri di atas karang
keras, dingin, dan menjarah nyali
batu hitam besar yang licin
sekali tergelicir, aku dan kamu akan tercebur
tergulung ombak, terseret arus

Aku dan kamu menjalin jemari
erat, sangat erat, hingga seakan jemari itu melekat

Mati-matian aku dan kamu bertahan
aku tak peduli sakit, kamu tak peduli mati

Lagipula,
siapa yang punya daya atas jatuh cinta?
Read More

TANYA JAWAB

0


Sebenarnya, kamu meletakkanku dimana?
Aku meletakkanmu di bagian terbesar dariku. Seiring detak jantung yang mendentum ritme, bersamaan dengan itulah kamu mengalir deras ke segala penjuru arah. Merasuk di tiap sel terkecil, mengaliri tiap organ, membanjiri otak. Sekarang aku tahu kenapa hati menjadi surganya pembuluh darah. Karena kamu, memenuhinya dengan rakus. Seperti penjarah.
Apa arti aku bagi kamu?
Kenapa kamu masih bertanya tentang arti. Tidakkah pengakuan bahwa kamu mengaliri tiap jengkal ragaku cukup membeberkan semesta arti? Ah, kamu pasti mengerti.
Kalau aku mati, apa yang akan kamu lakukan?
Sayangnya, aku tidak akan ikut mati. Hatiku mungkin mati, seluruh organ berhenti berfungsi. Tapi jika itu benar-benar terjadi, aku akan berusaha bertahan hidup dengan bergantung di sehelai rambutku. Jangan lupa, darah tak mengalir padanya hingga jika kamu mati, rambut rapuh sekalipun akan menopang hidupku. Aku akan hidup untukmu. Untuk jiwamu.
Apa kamu cinta aku?
Itu pertanyaan sulit. Karena jika aku menjelaskan jawabannya, hatimu akan remuk oleh besarnya. Simpan untukmu sendiri jawabanku, dan aku juga akan menyimpan kamu hati-hati. Di hati.
Read More
0
Benar, aku memang bodoh
sebut aku sesukamu, anggap saja aku begitu
maki aku semaumu, anggap saja aku seperti itu
seret aku seenakmu, anggap saja aku menurut

Di tiap jeda hening yang panjang
aku menengadah dan menerbangkan segala tanya
aku meringkuk dan menggigil kedinginan
berkeras atas apa yang kabur mengaburkan

Tetes air yang jatuh menghantam Bumi
entah kenapa hobi sekali kupelototi
dalam pecahan air itu, aku seperti menemukan diri
yang jatuh berantakan tapi tak kunjung mati

Kau tahu, aku bahkan menemukan Tuhan
saat air-air itu menetes dan jadi serpihan
rasanya aku bukan siapa-siapa selain aku sendiri
serasa bukan milik siapa-siapa selain aku sendiri

Siapa yang tahu
justru dengan rintikan basah itu aku melihat Tuhan
tanpa perlu terus mempertanyakan terlebih menduakan
Read More